/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Thursday, June 23, 2011

MEMBANGUN DIRI DAN KOMUNITAS AFIRMATIF

Senin, 20 Juni
Bac: Kej 122:1-9 dan Mat 7:1-5

Mungkin kita ingat pengalaman masa kecil saat kita jatuh gara-gara tersandung batu atau kaki kursi. Kita lalu menangis dan orang tua kita membujuk kita agar berhenti menangis dengan membuang batu atau memukul kursi itu. Dengan mimik wajah jengkel atau marah, tindakan itu disertai kalimat, “Batunya nakal ya…..? Gara-gara kamu, anakku jatuh!”, atau (sambil memukul kursi) “Kamu kurang ajar ya?!” Biasanya tangis menjadi reda karena penyebab jatuhnya kita itu sudah kena marah atau pukul dari orang tua kita.

Wednesday, June 22, 2011

SATU DALAM CINTA

Minggu, 19 Juni 2011
HR. Tritunggal Mahakudus

Kita patut bersyukur menjadi bagian dari keluarga. Berkat cinta yang mempersatukan kedua orang tua kita, maka kita hadir di dunia ini sebagai buah cinta mereka. Orang tua kita kemudian membesarkan, mendidik dan menopang pertumbuhan kita dengan perhatian, tenaga, waktu, beaya dan segala bentuk kasih sayang lainnya. Setelah kita dewasa dan bisa mandiri pun, doa dan dukungan dari orang tua masih menyertai kita. Dan bila orang tua kita telah tiada, relasi kasih dan penyertaan mereka tetap memberi daya kekuatan bagi perjalanan hidup kita. Dan itu semua terjadi karena ikatan cinta di tengah keluarga kita.

Pengalaman relasi kasih di tengah keluarga bisa membantu kita memahami misteri Allah Tritunggal, yakni Allah Bapa sebagai “designer” rencana keselamatan (antara lain dengan menciptakan dunia), Allah Putera sebagai pelaksana keselamatan dan Allah Roh Kudus sebagai pemelihara keberlangsungan karya keselamatan itu. Ketiga pribadi itu berada dalam ke-“satu”-an hakekat, yakni sebagai Allah yang mencintai dan menyelamatkan dunia. Relasi mesra antara Bapa, Putera dan Roh Kudus itu diikat oleh Cinta yang memberi daya kehidupan atau keselamatan (visi Allah Tritunggal bagi dunia) dan tetap berlangsung sampai akhir jaman tiba.

Tuesday, June 21, 2011

OMK DI TENGAH GLOBALISASI



Kamis, 16 Juni 2011
Bac: 2Kor 11:1-11 dan Mat 6:7-15

Orang muda jaman ini adalah bagian dari proses globalisasi yang menimbulkan pergeseran nilai-nilai kehidupan. Globalisasi menjadi suatu proses kultural yang ditandai dengan penyeragaman (homogenization), pemaksaan secara halus (hegemonization) dan standarisasi nilai (standarization). Berbagai produk barang dan jasa, ideologi dan gaya hidup (life style) dinikmati dan menjadi milik banyak orang di berbagai belahan dunia. Tanpa disadari (dengan kritis) orang “dipaksa” untuk menerimanya seolah-olah sebagai kebutuhan, padahal sebenarya kebutuhan itu diciptakan oleh produsen. Nilai-nilai lokal dan moral keagamaan pun mulai ditinggalkan atau dianggap kolot dan dikalahkan oleh standar nilai baru (kepentingan diri/kelompok, kemewahan, kesenangan, kemudahan, efisiensi, dst).

BELAJAR TULUS


Rabu, 15 Juni 2011
Pekan Biasa XI
Bacaan: 2Kor 9:6-11 dan Mat 6:1-6,16-18

Beberapa OMK masih berdiri di depan pintu sebuah gereja paroki ketika misa sudah hampir mulai. Ketika seorang petugas tata tertib mendekati mereka dan mempersilahkan masuk, seorang di antara mereka menjawab sambil celingukan, “kami sedang menunggu teman…”. Rupanya, teman-teman OMK ini merasa kurang afdol bila mereka tidak masuk gereja dan duduk berdekatan saat misa. Bangku yang biasanya dipilih pun relatif tetap, yakni di pojok belakang sayap kanan gereja. Seringkali terjadi, pada saat misa mereka ngobrol dan cekikikan (tertawa geli). Para petugas tata tertib biasanya cukup direpotkan dengan ulah mereka itu.

OMK : AGEN CINTA


Senin, 13 Juni 2011
Hari Biasa Pekan ke XI. Peringatan St. Antonius Padua.
Bacaan: 2Kor 6:1-10 dan Mat 5:38-42

Siapa sih yang gak sakit hati bila diejek, dihina, dikecewakan,dikhianati atau diperlakukan tidak adil oleh teman kita? Sangatlah wajar bila kita merasa kecewa, sedih, jengkel dan marah. Bahkan terkadang muncul keinginan untuk membalas perlakuan tidak adil itu. Apalagi kita sebagai OMK yang memiliki “darah muda” ini, akan mudah terpancing emosi dan segera melakukan tindakan tanpa pikir panjang. Keinginan itu biasanya didorong oleh mekanisme mempertahankan diri (self-defense mechanism), termasuk rasa gengsi untuk mempertahankan harga diri kita. Seakan harga diri kita bisa dipulihkan bila kita mampu membalas perlakuan teman yang menyakitkan itu.

Monday, March 21, 2011

HADIAH TERINDAH


Tepat setahun lalu
Kabar menyesakkan dada menghampiri
Tak kuasa ingini semua berlalu
Tangis menyeruakpun mengiringi

Simpuh ampun disisinya
Penyesalan atas kata
Limpah doa tak berjeda
Tanya acak inikah yang terbaik untuknya

Teriakku tak kuasa melepas semua
Detik, jam, hari kenangan bersamanya
Teriakku tuk sebuah mukjizat hadir
Membawanya kembali tanpa akhir

Kuyakini Ia tersenyum bahagia
Penuh harap simpul serupa dari bibir kami
Karena ia tidak pernah pergi
Hanya terpisah rupa raga

Masih tersimpan baik di relung hati
Guratan wajahnya tanda kesetiaan tak terperi
Hangat katanya yang merasuki jiwa
Bijak ajarnya tuk jadikan kami berharga

Jatuh kami kemarin adalah tegurnya
Langkah kami hari ini adalah lukisannya
Tawa kami esok adalah kebanggaannya
Ya… semua darinya adalah hadiah terindah

160311
~nn~

Sunday, February 27, 2011

SAHABAT


Sahabatku,
aku mungkin tidak selalu ada di sampingmu
namun doaku selalu menyertaimu

aku mungkin tidak selalu bisa membantumu
namun dilubuk hatiku aku ingin membantumu

aku mungkin tidak selalu bertindak seperti
keinginanmu
namun aku berusaha berbuat semampuku

AKU BISA


Ketika segala sesuatu meragukan hidupmu,
Ketika hampir tak ada yang melihat kamu mampu,
Ketika amat sedikit yang dapat melihat secercah kilapmu,
Ketika semua awan gelap hampir menutup setitik cahayamu,

Berbahagialah….jika kau tetap percaya….
bahwa tidaklah sia-sia jika melakukan yang terbaik di hidupmu,
bahwa tidaklah percuma jika tetap memiliki pengharapan,
bahwa engkau mampu meraih hidup yang bercahaya,
berguna bagi dunia, banyak orang, diri sendiri…
sekali pun belum terlihat sekarang

nn - Bandung, 24 Agustus 2008


PRIBADI ADALAH HADIAH


Oleh :Fr. George Nintermann OP

Pribadi adalah hadiah yang terbungkus.
Yang dikirim Tuhan kepadaku.
Ada yang terbungkus indah, terlihat sangat mempesona.
Bahkan ketika saya pertama kali melihatnya.

Ada yang terbungkus dengan kertas biasa.
Yang lain sudah rusak dalam pengiriman.

Kadang-kadang ada kiriman istimewa.
Beberapa hadiah sampai kepadaku dengan bungkus longgar.
Yang lain datang dalam keadaan terbungkus rapat.

Friday, February 25, 2011

MEMBANGUN PAGUYUBAN UMAT KEUSKUPAN PURWOKERTO DALAM KONTEKS BUDAYA*)

Pada tanggal 27 April 2007 Keuskupan Purwokerto genap berusia 75 tahun. Sebuah umur yang tentu mencerminkan kematangannya karena telah melewati pergumulan yang panjang dalam membangun jati dirinya di wilayah eks-Karisidenan Banyumas, Kedu (bagian barat) dan Pekalongan ini. Namun proses itu tentu belumlah berakhir, peziarahan panjang untuk menghadirkan Kerajaan Allah di wilayah ini masih harus dijalani. Salah satu pergumulan yang harus dialami dalam peziarahan itu ialah bagaimana umat Katolik Purwokerto membangun jati diri dan menghayati cita rasa religiusnya (sensus fidei) sebagai umat Katolik Purwokerto, bukan bukan sekedar umat Katolik (Gereja) di Purwokerto.

Kesan Pertama dari Sahabat


sebelum rapat pengurus komkep februari lalu
aku sangat ingin tau tentang rm adji
dalam bayanganku, mungkin kayak tipikal romo-romo biasa
yang serius, berwajah sabar, pake kacamata, sopan...
dan ketika rm adji nggak muncul-muncul juga
ada kegelisahan...
ke mana sehhhh ini orang...

tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah seseorang
aku menoleh dan nggak tanggap
karena orangnya beda banget dengan gambaranku
tapi itulah rm adji
yang pendiam, sesekali ngilang
tapi kalo sekalinya ngomong, bisa lucu bangettt
yang memandang, mendengarkan dengan tenang
tapi tau-tau ngasih kejutan (ngasih coklat)
yang merokok dalam-dalam, menekuri blackberry
tapi kalo udah ngobrol jadi intens banget

kompleksitas rm adji
kita syukuri hari ini...
seneng sekali bisa kenalan, kerja & bergembira bersama
melayani OMK di seluruh Indonesia

selamat ulang tahun, rm adji
selamat bergembira dalam ziarah panjang hidup ini
terima kasih
karena mau menari-nari bersama kami

berkah dalem


-hdj-

Setiap hadirmu adalah anugerah


Hadirmu bukan tanpa misi

Hadirmu tuk meresapi

Hadirmu bahagiakan banyak hati

Hadirmu rupakan misteri ilahi


Langit memberimu janji tuk selalu menemani

Bumi memanggilmu tuk tak pernah berhenti

Semesta menyentuhmu sambil menari

Menyambut perkenalanmu dengan dunia ini


Banyak gurat luka berganti lesung tawa

Banyak dosa bertukar pengampunan jiwa

Banyak putus asa berubah semangat tiada tara

Banyak yang terbuang menjadi begitu berharga


Sang Mentari berteriak mengamininya

Sang Bulan mengangguk dalam berirama

Sang Bintang tak mau kalah tersenyum penuh makna

Dan berkata….


Jangan pernah berhenti melangkah

Setiap sentuhmu adalah hadiah

Setiap hadirmu adalah anugerah

Tuk kami dan sesama…


Selamat Hari Jadi, Rm Kristiadji Rahardjo

-nn-

Wednesday, February 2, 2011

UMAKA YANG BERDAYA PIKAT, BERDAYA JUANG DAN KONTEKSTUAL (Sebuah Analisa TOWS)

I. Pengantar: konteks UMAKA UNSOED
Keberadaan mahasiswa Katolik di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto patut kita syukuri karena mereka menjadi bagian integral dari institusi pendidikan negeri dan mendapat kesempatan mengembangkan diri dalam bidang keilmuan dan kepribadian. Mereka juga menjadi bagian integral dari gereja Katolik yang secara khusus sedang belajar menjadi kader intelektual Katolik. Kita juga bersyukur karena Unsoed memberi suatu wadah bagi mahasiswa Katolik untuk mengembangkan diri, yakni Unit Mahasiswa Katolik (UMAKA), sebagai salah satu organisasi intra universitas yang diakui secara resmi sejak 10 Juni 2001 (sebelumnya bergabung dengan mahasiswa Kristen dalam PKM/UKK)
UMAKA UNSOED merupakan sebuah paguyuban mahasiswa Katolik UNSOED yang terbentuk atas dasar kebutuhan untuk membina diri dalam dimensi keimanan, intelektualitas dan sosialitas. UMAKA mempunyai tujuan untuk membentuk kader Intelektual Katolik yang mampu berkiprah dalam menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah di lingkungan kampus, gereja dan masyarakat.

Tuesday, February 1, 2011

MENEMUKAN WAJAH TUHAN DALAM DINAMIKA MAHASISWA KEUSKUPAN PURWOKERTO

Wajah dunia dewasa ini menampakkan kegembiraan dan harapan karena berbagai kemajuan di segala bidang kehidupan, sekaligus menampakkan kemuraman akibat bencana dan kemerosotan yang mengancam berbagai dimensi kehidupan manusia dan alam semesta. Salah satu bencana yang dihadapi masyarakat dunia, khususnya orang muda adalah apa yang disebut oleh Paus Benedictus XVI sebagai bencana “kekeringan spiritualitas” (Worth Youth Day di Australia 20 Juli 2008).

Itu merupakan akibat modernitas yang menghancurkan tiga dimensi kehidupan kaum muda: 1) relasi dengan diri sendiri: menyebabkan kaum muda mengalami rasa kehampaan dalam hidup, rasa takut dan frustasi sehingga lari dari kenyataan hidup dan dari dirinya sendiri. Gejalanya: penyalahgunaan narkoba, alkohol, free sex, dugem, dll. 2) relasi dengan sesama: muncul sekat-sekat antar kelompok dan memandang yang lain sebagai “bukan kami”. Gejalanya: fundamentalisme, fanatisme, radikalisme agama dan terorisme, dan 3) relasi dengan alam lingkungan: eksploitasi alam secara tak bertanggungjawab dan demi kepentingan sekelompok orang. Gejalanya: bencana alam dan bencana sosial (kemiskinan, ketidakadilan, dll).

MAS MUGI BERSYUKUR ATAS BERKAT-NYA

Inilah ungkapan hati Mas Mugi yang bersyukur atas berkat Tuhan:
"Salam damai Kristus, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Bapa di surga atas berkat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada kami sekeluarga, terlebih pada anak kami Gregorius Pandu Tri Winata (7 thn, 8 bln) yang kemarin (Sabtu, 22 Jan 2011)telah menjalani operasi di RS St Elisabeth Purwokerto. Saat ini anak kami telah sembuh dan sudah kembali masuk sekolah. Semua ini juga tak lepas dari peran semua pihak yang telah membantu keluarga kami dengan memberikan bantuan yang tidak bisa kami sebutkan apa dan jenisnya. Tetapi kami merasa bersyukur bahwa dalam kesulitan yang kami alami, Tuhan telah mengutus orang2 yang menjadi pilihanNYA untuk meringankan beban orang lain.

Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih yang sedalam2nya kepada semua pihak yang dengan kerelaannya ikut membantu kami. Kepada pihak Gereja melalui komisi PSE, baik yang ada di Paroki maupun yang ada di Keuskupan Purwokerto. Rm Teguh beserta stafnya, Rm Kristiaji, dan para Romo semuanya. Kami sekeluarga tidak bisa membalas dengan harta benda, hanya doa yang bisa kami panjatkan kehadirat Bapa di surga agar Roh Kudus dan berkatNYA selalu tercurah buat mereka semua dan keluarganya. Dan juga para Romo selalu di bimbing oleh Roh Kudus dalam karya penggembalaannya. Kami sekeluarga mohon maaf yang sebesar2nya karena telah membuat banyak pihak ikut menanggung apa yang kami alami. Sekali lagi, terima kasih dari kami Agustinus Mugiharto sekeluarga. Salam Damai Kristus."

*)Keterangan gambar: Gb1: Istri beserta anak-anak mereka di depan rumah (Sinta, anak kedua dan Pandu, anak ketiga. Sedangkan Agus anak pertama belum pulang sekolah ketika foto ini diambil). Gb2: Mas Mugi sedang cuci mobil di marga.

Thursday, January 27, 2011

DISKOIMKAT KEPRIHATINAN KEMISKINAN




Margasiswa, 19 Juni 2009
Aula margasiswa sore ini terasa sangat unik dengan hadirnya dekorasi kreatif dari teman-teman mahasiswa. Dekorasi ini sengaja dihadirkan untuk menumbuhkan suasana keprihatinan atas realitas kemiskinan yang menjadi masalah negeri ini. Tema Keprihatinan Kemiskinan yang menjadi pokok perhatian gereja Keuskupan Purwokerto pun coba digeluti bersama dalam Diskusi Kelompok Iman Katolik (DisKoImkat) bulan Juni ini.

Hadir sebagai narasumber adalah Sr. Anna Marie, OP yang mewakili Panitia TKK. Para mahasiswa terlibat aktif dalam memahami ajaran sosial gereja yang menjadi landasan teologis dari tahun keprihatinan ini. Berbagai pertanyaan dan analisa kritis yang terlontar semakin mempertajam diskusi.

Muncul beberapa bentuk kepedulian nyata yang akan diwujudkan dalam menghadapi masalah kemiskinan di wilayah ini. Sebagai contoh, para mahasiswa akan terlibat dalam gerakan seratus rupiah (Gerah), pendampingan kelompok belajar anak di Karanglewas, live in, dan beberapa kegiatan sosial lainnya. Terima kasih untuk Sr Anna Marie, OP dan fr Heri serta teman-teman mahasiswa yang terlibat aktif dalam DisKoImKat kali ini.

Lihat foto-foto kegiatan di sini

PESTA BUKU DAN FESTIVAL BUDAYA BANYUMAS 2010

Purwokerto, 3 November 2010 pkl. 07.00 WIB. Barisan anak-anak SD dan SMP di wilayah kota Purwokerto terlihat mulai berdatangan ke Alun-alun kota. Mereka datang untuk mengikuti kegiatan "2000 Anak Membaca Bersama Bupati Banyumas" yang diselenggarakan sebagai kegiatan pembuka dari rangkaian Pesta Buku dan Festival Budaya Banyumas 2010. Anak-anak diajak untuk membaca Koran Anak Berani (satu-satunya koran Anak di Indonesia dan ketiga di dunia) bersama Bp. Dwi Pindarto selaku Kadinporabudpar yang mewakili Bp Bupati.