/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Wednesday, June 22, 2011

SATU DALAM CINTA

Minggu, 19 Juni 2011
HR. Tritunggal Mahakudus

Kita patut bersyukur menjadi bagian dari keluarga. Berkat cinta yang mempersatukan kedua orang tua kita, maka kita hadir di dunia ini sebagai buah cinta mereka. Orang tua kita kemudian membesarkan, mendidik dan menopang pertumbuhan kita dengan perhatian, tenaga, waktu, beaya dan segala bentuk kasih sayang lainnya. Setelah kita dewasa dan bisa mandiri pun, doa dan dukungan dari orang tua masih menyertai kita. Dan bila orang tua kita telah tiada, relasi kasih dan penyertaan mereka tetap memberi daya kekuatan bagi perjalanan hidup kita. Dan itu semua terjadi karena ikatan cinta di tengah keluarga kita.

Pengalaman relasi kasih di tengah keluarga bisa membantu kita memahami misteri Allah Tritunggal, yakni Allah Bapa sebagai “designer” rencana keselamatan (antara lain dengan menciptakan dunia), Allah Putera sebagai pelaksana keselamatan dan Allah Roh Kudus sebagai pemelihara keberlangsungan karya keselamatan itu. Ketiga pribadi itu berada dalam ke-“satu”-an hakekat, yakni sebagai Allah yang mencintai dan menyelamatkan dunia. Relasi mesra antara Bapa, Putera dan Roh Kudus itu diikat oleh Cinta yang memberi daya kehidupan atau keselamatan (visi Allah Tritunggal bagi dunia) dan tetap berlangsung sampai akhir jaman tiba.


Kita sebagai orang yang beriman pada Allah Tritunggal dipanggil untuk terlibat dalam karya keselamatan dunia. Apa bentuk keterlibatan yang diharapkan dari kita, khususnya OMK? Pertama-tama, OMK dipanggil untuk mengalami secara personal cinta Allah Tritunggal itu dalam hidup kita. Kesadaran diri sebagai orang yang diciptakan Allah, ditebus oleh Yesus, Putera Allah dan dikuatkan oleh penyertaan Roh Kudus akan membuat OMK mampu bertumbuh dalam kehangatan kasih Allah Tritunggal. Pribadi yang dikasihi akan menjadi kesaksian hidup yang ditandai oleh kegembiraan, kemurahan hati, kelemahlembutan, suka mengampuni, rela berkorban, penuh semangat dan optimis dalam hidup.

Kedua, OMK dipanggil untuk membangun relasi antar pribadi atau hidup bersama yang dilandasi oleh cinta. Komunitas Allah Tritunggal yang disatukan oleh Cinta dan visi yang sama (keselamatan) menjadi model sekaligus landasan bagi bangunan relasi antar pribadi dan kehidupan bersama (komunitas) kita. Komunitas OMK sendiri mesti menampakkan relasi yang hangat, penuh kasih persaudaraan, saling menerima dan mendukung, bekerjasama, terbuka pada saudara-saudari beriman lain dan peduli pada masalah sosial serta lingkungan.

Akhirnya, OMK dapat melibatkan diri bahkan menjadi insiator dalam gerakan nyata untuk membangun sebuah “dunia baru” yang ditandai oleh cinta, keadilan, perdamaian, penghormatan martabat manusia dan keutuhan ciptaan. Untuk itu OMK perlu membekali diri dengan spiritualitas yang mendalam, kemampuan analisa sosial yang memadai dan jaringan kerjasama yang kuat. Di samping itu pengembangan karakter dan kapasitas diri maupun komunal yang dilandasi nilai-nilai kristiani juga perlu terus dikembangkan agar OMK mempunyai daya pengaruh yang mengubah (transformatif) di tengah gereja dan masyarakat. Dengan demikian OMK dapat turut terlibat dalam karya keselamatan Allah Tritunggal di tengah tantangan dunia dewasa ini. Beranikah OMK menjawab panggilan dan tantangan ini? Bila OMK dapat menyatukan hati dalam cinta niscaya Allah Tritunggal akan meneguhkan segala upaya yang dilakukan. Ayooooo kamu bisa!!!

No comments:

Post a Comment