/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Thursday, May 31, 2012

PEMIMPIN YANG INKLUSIF DAN TRANSFORMATIF


Akhir-akhir ini masyarakat lewat media massa, seminar dan berbagai kesempatan menyorot sosok dan kinerja pemimpin, pejabat pemerintah, wakil rakyat dan pemimpin partai di negeri ini. Keterlibatan mereka dalam kasus penyalahgunaan wewenang dan KKN makin melukai rasa keadilan masyarakat dan menimbulkan krisis kepercayaan yang makin parah di kalangan masyarakat. Selama beberapa dekade negeri kita mengalami krisis kepemimpinan atau tiadanya figur pemimpin negeri yang berintegritas dan dicintai rakyatnya karena mampu memberdayakan seluruh potensi alam (SDA) maupun manusianya (SDM) demi tercapainya masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Yang terjadi kepemimpinan lebih dipandang sebagai suatu kedudukan, jabatan dan prestise yang harus dikejar dan diperebutkan dengan ‘modal’ besar (bukan kapasitas diri). Alih alih bersinergi untuk memperjuangkan kepentingan bersama, para pemimpin sibuk mengutamakan pencitraan, mementingkan diri dan kelompoknya. Selain itu, carut marut negeri ini juga diperparah oleh krisis moral dan spiritual, di mana nilai-nilai moral spiritual tidak dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Akibatnya kekerasan, ketidakadilan, intoleransi, keserakahan, egoisme kelompok dan kepentingan pragmatis makin merajalela mencederai kehidupan bersama.
Di tengah situasi bangsa yang sedang mengalami berbagai “krisis” ini, pemimpin religius ditantang untuk turut memberi kontribusi nyata agar negeri ini bisa bangkit dari keterpurukan. Peran utama yang mesti dimainkan adalah memperjuangkan nilai-nilai moral spiritual agar menjiwai seluruh kehidupan bangsa ini. Bagaimana perjuangan itu dapat diwujudnyatakan?

Thursday, May 24, 2012

TEMAN SEPERJALANAN OMK

Demam pertunjukan grup band asal Korea di Jakarta melanda orang muda Jakarta dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Bahkan banyak orang muda dari Lampung dan kota-kota di luar jawa yang bela-belain datang beberapa hari sebelumnya untuk mendapatkan tiket masuk yang mahal. Antrian panjang berjam-jam rela dijalani. Dan bila sudah berhasil masuk ke area pertunjukkan, mereka rela berdesak-desakan menyaksikan penampilan artis idola mereka sambil berjingkrak jingkrak, turut menyanyikan lirik-lirik lagu sang artis dan berteriak histeris saat idola mereka menyapa atau menampilkan gaya yang memukau. Kerinduan orang muda itu dijawab dengan sangat cerdas oleh industri musik dan hiburan yang menyajikan pertunjukkan spektakuler beromzet ratusan juta bahkan milyar itu (dan tentu mengeruk untung ratusan juta pula). Pertanyaannya: mengapa orang muda begitu antusias terhadap event atau pertunjukan seperti itu? Utamanya, kita dapat menemukan jawabannya pada pergumulan orang muda sendiri yang memiliki beberapa ciri:

Pertama, perkembangan kejiwaan orang muda yang ditandai oleh semangat, kegembiraan, rindu akan sesuatu yang menghibur dan kecenderungan ikut trend agar tidak ketinggalan jaman dan diterima oleh teman-teman sebayanya.