
Kita mengenal Mother Theresa dengan segala karya cinta kasihnya bagi orang miskin, kusta, terlantar di jalan-jalan kota Calcuta India. Apa yang mendorong Mother Theresa melakukan tindakan itu? Tidak lain karena dia melihat mereka itu sebagai orang yang berharga, berhak mendapatkan cinta dan perhatian yang semestinya. Tindakan Mother Theresa itu mengingatkan kita akan sabda Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Yesus mengidentikkan diri dengan mereka yang miskin, sakit, telanjang, dalam penjara, yatim piatu, terlantar, dan berdosa. Keadaan riil mereka tidak menghilangkan identitas dan keberadaan sebagai CITRA ALLAH. Mother Theresa melihat wajah Allah yang hadir dan peduli pada diri saudara-saudari kita itu. Bahkan kehadiran mereka menjadi “undangan” atau panggilan untuk menyatakan cinta yang tulus, cinta yang memanusiakan atau mengangkat kembali martabat luhur yang dianugerahkan Allah.